1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Seberapa Ampuh Daftar Teror Uni Eropa?

Shola Lawal
17 Januari 2023

Daftar Teror Uni Eropa kelak bertambah panjang dengan penempatan Garda Revolusi Islam Iran sebagai organisasi terlarang. Bagaimana dampaknya jika sebuah lembaga negara mendapat status kelompok teror?

https://p.dw.com/p/4MFPY
Emblem Garda Revolusi Islam Iran
Emblem Garda Revolusi Islam IranFoto: Rouzbeh Fouladi/NurPhoto/picture alliance

Jerman dan Prancis ingin menempatkan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dalam daftar kelompok teror Uni Eropa. Langkah itu diambil sebagai reaksi atas eksekusi terhadap empat demonstran antipemerintah di Iran. Keputusan akhir akan diambil secara bersama dengan negara anggota UE lain.

Tanya Mehra dari International Center for Counter-Terrorism, menilai penempatan Garda Revolusi dalam daftar hitam akan diputuskan pada rapat dewan menteri luar negeri, 23 Januari mendatang.

Tapi apa dampaknya terhadap angkatan bersenjata yang tidak hanya atif sebagai aparat keamanan atau dinas rahasia, tetapi juga ikut berkecimpung di berbagai sektor ekonomi itu?

Apa itu daftar teror Uni Eropa

Daftar hitam terorisme pertama kali dibuat pada Desember 2001, setelah serangan teror 11 September New York, Amerika Serikat. Daftar itu menyimpan nama organisasi, perorangan atau institusi yang terbukti mendukung tindak terorisme. Dengan cara itu, Uni Eropa ingin mengidentifikasi teroris dan pemberi dana, serta membatasi ruang gerak mereka.

Daftar teror UE biasanya dievaluasi secara berkala setiap enam bulan. Saat ini, daftar itu menyimpan nama 13 individu dan 21 organisasi yang beroperasi di luar Eropa dan terlibat dalam aksi pengeboman atau pembunuhan.

Penempatan dalam daftar hitam memberikan dasar hukum bagi Uni Eropa untuk membekukan aset milik individu atau kelompok yang bersangkutan. Artinya, jika Garda Revolusi resmi diakui sebagai kelompok teror, mereka tidak lagi bisa mengakses aset atau kekayaan di semua negara anggota Uni Eropa.

Individu atau kelompok terlarang juga tidak bisa leluasa bergerak di dalam UE atau dipaksa bekerja sama dengan "aparat keamanan atau pengadilan." Sementara warga UE yang kedapatan ikut membantu, terancam sanksi atau dakwaan hukum.

Iran's exiled prince urges global support for Iranian people

Siapa penghuni daftar teror UE?

Al-Qaida, Islamic State dan kelompok pecahannya, adalah yang termasuk dilarang. Daftar itu juga mencatat kelompok militan Palestina, Hamas, Hizbullah di Lebanon, Partai Buruh Kurdistan (PKK) di Turki, Macan Pembebasan Tamil Eelam, pemberontrak Ejercito de Liberacion Nacional (ELN) di Kolombia serta Partai Komunis Filipina.

Larangan bagi IRGC berpotensi memicu kisruh diplomasi. Karena ini adalah kali pertama bagi UE mendeklarasikan angkatan bersenjata sebuah negara berdaulat sebagai kelompok teror. Meski begitu, saat ini sejumlah pejabat Garda Revolusi sudah termasuk dalam daftar hitam, termasuk juga dinas rahasia Iran, Badan keamanan Nasional dan Kementerian Keamanan dan Intelijen Iran.

Tanya Mehra dari ICCT mengatakan penempatan itu menggandakan jangkauan sanksi UE terhadap Iran. Dia menilai langkah tersebut lebih bernilai "simbolik dan mengirimkan pesan yang kuat ke Iran," bahkan jika bisa memicu kebuntuan diplomasi dengan teheran.

Saat ini, satu-satunya kemungkinan bagi Garda Revolusi untuk menarik diri dari daftar teror Eropa adalah jika salah satu negara anggota UE mengajukan permintaan resmi. Hal ini misalnya terjadi pada pemberontak Kolombia, FARC, yang direhabilitasi pada 2016 setelah menyepakati damai dengan pemerintah pusat.

Dalam kasus yang lebih rumit, individu atau organisasi terlarang bisa menggugat Uni Eropa. Pada 2014 silam, penguasa Jalur Gaza, Hamas, menyeret UE  ke Mahkamah Keadilan Eropa. Hamas berdalih mereka bukan kelompok teror, melainkan pejuang kemerdekaan. Namun gugatan itu ditolak Mahkamah Eropa pada 2017.

rzn/hp