1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Meta Didesak Batalkan Rencana Instagram untuk Anak-anak

8 Februari 2022

Pemuka agama di Amerika Serikat mendesak Direktur Meta, Mark Zuckerberg, untuk menghentikan total rencananya mengembangkan Instagram Kids, karena dinilai membahayakan keselamatan dan kesehatan mental anak-anak.

https://p.dw.com/p/46gnT
Facebook dan Instagram
Facebook dan InstagramFoto: DAVID H. CALZADA/Zoonar/picture alliance

Sejak September 2021 silam Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, sudah menunda proyek pengembangan platform berbagi foto untuk anak-anak Instagram Kids. Kini, pemuka agama mendesak agar pengembangannya dibatalkan secara permanen.

Permintaan itu dikirimkan lewat sebuah surat oleh lembaga advokasi, Fairplay dan Children's Screen Time Action Net.

"Setelah melalui meditasi dan doa, kami meyakini platform media sosial yang membidik jiwa-jiwa yang belum dewasa, mempraktikkan penambangan data yang tidak etis dan terinspirasi oleh keuntungan adalah bukan alat untuk kemaslahatan umum anak-anak,” tulis ke70 pemuka agama di Amerika Serikat, Senin (7/2).

Meta dihujani kecaman setelah kebocoran dokumen internal yang dilakukan oleh mantan pegawai Facebook, Frances Haugen, mengungkap rencana perusahaan untuk menggarap target pengguna media sosial di bawah umur.

Influencer: Profesi Impian Yang Tak Seindah Penampilannya

Direktur Instagram, Adam Mosseri, Desember lalu dipanggil Senat AS untuk ditanyai soal aspek keamanan online bagi anak-anak dalam proyek Instagram Kids. Jaksa agung di sejumlah negara bagian juga memanggalang aliansi untuk menghadang rencana Meta.

Meta yag dipimpin Mark Zuckerberg berdalih, dokumen yang dibocorkan dipakai untuk membuat gambaran miring terkait kinerja perusahaan. Ia juga bersikukuh gagasan membuat Instagram khusus anak-anak justru dibuat untuk menciptakan ruang online yang aman bagi pengguna di bawah umur.

Eksploitasi anak-anak

Sebagaimana platform media sosial lain, Instagram melarang anak di bawah 13 tahun untuk membuat akun dan menggunakan layanan beragi foto itu. Namun Meta mengakui ada banyak anak-anak di kelompok umur tersebut yang mendaftar dengan tanggal lahir palsu.

Instagram Kids diklaim dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut. Nantinya, platform yang baru akan memberi orang tua kuasa untuk mengawasi atau membatasi akun anaknya. Akses juga dibatasi untuk anak di atas usia 10 tahun.

Platform media sosial lain seperti TikTok dan YouTube juga mengembangkan versi anak-anak untuk menjamin konten yang sesuai dengan usia pengguna.

Namun begitu, organisasi perlindungan hak anak, Campaign for a Commercial-Free Childhood melontarkan kritik, Meta berusaha memanfaatkan ketakutan anak-anak tertinggal oleh tren media sosial. Mereka mengkhawatirkan perkembangan mental anak akan ditentukan oleh algoritma media sosial, ketimbang arahan orang tua.

Dalam penelitiannya, lembaga pmbela hak anak-anak, Fairplay for Kids, menemukan Facebook masih mengumpulkan informasi tentang pengguna di bawah umur. Data itu diolah untuk menentukan jenis iklan yang paling tepat untuk pengguna. Namun dalam praktiknya, algoritma ini bisa menyasar anak yang mengidap anoreksia dengan iklan produk diet atau bocah dengan tingat kepercayaan diri yang rendah dengan unggahan yang menglorifikasi bentuk tubuh tertentu, lanjut lembaga tersebut.

rzn/as (rtr,ap)